ASWAJA AN-NAHDLIYAH
Ajaran Ahlussunnah wa al-jamaah yang berlaku di lingkungan Nahdlatul Ulama

Oleh: Tim PWNU Jawa Timur

Tim Penyusun :
Masyhudi Muchtar
A. Rubaidi
A.Zainul Hamdi
Maftuhin
Andre

Penerbit: Khalista Surabaya


Daftar Isi :
BAB 1) Mukadimah. 

BAB 2) Sumber Ajaran Aswaja An-Nahdliyah. 
a. Madzhab Qauli
b. Madzhab Manhaji
c. Pengembangan Asas Ijtihad Madzhabi

BAB 3) Aqidah Aswaja An-Nahdliyah.
a. Konsep Aqidah Asy'ariyah
b. Konsep Aqidah Maturidiyah
c. Spirit Ajaran Asy’ariyah dan Maturidiyah

BAB 4) Syari’ah Aswaja An-Nahdliyah. 
- Kenapa Harus Empat Madzhab

BAB 5) Tasawuf Aswaja An-Nahdliyah. 

BAB 6) Tradisi dan Budaya.
a. Landasan Dasar Tradisi
b. Sikap Terhadap Tradisi

BAB 7) Kemasyarakatan.
a. Mabadi' Khairu Ummah
b. Maslahatul Ummah

BAB 8) Kebangsaan dan Kenegaraan. 

BAB 9) Khatimah (Penutup)


Saturday, October 5, 2013

Maslahatul Ummah

1. Penguatan Ekonomi
Dalam kilasan sejarahnya, Nahdlatul Ulama awalnya terbentuk dari para pedagang muslim yang berkeinginan untuk menjadi masyarakat yang mandiri. Maka sebelum NU berdiri, telah berdiri terlebih dahulu Nahdlah al-Tujjar. Nahdlah al-Tujjar ini tidak lain adalah cikal bakal NU. Keinginan ini tidak terlepas dari nilai-nilai agama Islam yang memerintah setiap umatnya agar dapat membantu sesama umat manusia. Kaum Nahdliyin hampir mayoritas berasal dari kalangan masyarakat agraris. Kini masyarakat Nahdliyin harus berhadapan dengan perkembangan dunia industri yang sangat pesat. Otomatis, keahlian dan kemandirian masyarakat Nahdliyin di sektor agraria harus siap dan akrab dengan industrialisasi, modernisasi, komersialisasi, dan manajerialisasi produk-produk agraria.

Dengan terjadinya perubahan itu, NU setidaknya memerlukan sebuah penguasaan baru dalam masalah ekonomi. Perubahan ini bukan dimaksudkan untuk mengubah pola hidup masyarakat, melainkan meningkatkan kemampuan dan keahlian masyarakat NU di berbagai bidang seperti pertanian, perkebunan, nelayan, dan sector usaha kecil menengah lainnya guna meningkatkan nilai tambah beberapa sector yang sesuai dengan standar usaha yang berlaku saat ini.

Sementara itu, kalangan Nahdliyin yang berada di perkotaan menjalin komunikasi dan relasi dengan perusahaan dan birokrasi guna membuka peluang pangsa pasar bagi warga NU yang hidup di pedesaan yang menggantungkan hidupnya dari sector usaha kerakyatan.

Dengan pola hubungan dua arah ini, yakni pelaku usaha dan perusahaan dengan warga Nahdliyin di perkotaan, pelaku usaha NU tidak saja dapat memperoleh peningkatan ekonomi semat, tetapi juga dapat membuka kesempatan kepada warga NU untuk belajar dan mengembangkan hasil-hasil produksinya menjadi produk-produk unggul dan meningkatkan keahlian pelaku-pelaku usaha NU dalam mengelola sektor usaha kerakyatan, termasuk informasi di seputar jenis usaha apa yang saat ini dicari oleh perusahaan. Dengan demikian, pelaku-pelaku usaha NU tidak saja akan mampu meningkatkan pendapatan, tapi juga akan mengetahui perkembangan di seputar usaha.

2. Pendidikan
a. Pendidikan Pengajaran Formal
Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang turut serta mencerdaskan bangsa, Nahdlatul Ulama sangat memiliki perhatian besar terhadap dunia pendidikan. Pondok pesantren yang semula tradisional diformat membentuk kelas berjenjang yang lambat laun menjadi madrasah. Madrasah dan pondok pesantren merupakan kontribusi nyata warga NU terhadap tegak dan kemajuan bangsa ini. Karena itu, di tengah perubahan orientasi hidup masyarakat, pendidikan tidak saja berfungsi sebagai bekal bagi warga NU untuk bisa membaca dan menulis. Akan tetapi lembaga-lembaga pendidikan NU harus bisa bersaing dengan lembaga pendidikan di luar NU. Kemajuan teknologi dan era industrialisasi tidak saja mensyaratkan warga NU bisa membaca dan menulis, melainkan juga memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang terus berkembang pesat nyaris tanpa batas.

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, model pendidikan di pesantren tidak semata-mata bersifat diniyyah (mengajarkan materi keagamaan) saja, tetapi juga duniawi. Karena dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi , maka kualitas keilmuan yang diberikan oleh lembaga-lembaga NU juga bisa disejajarkan dengan lembaga pendidikan di luar NU. Disadari atau tidak, pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi menjadi syarat untuk bisa bersaing di masa globalisasi. Sehingga, dunia pendidikan NU harus pula tanggap dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi dengan cara membenahi kemampuan pengelola lembaga pendidikan, guru, dan murid serta sarana pembelajaran terhadap teknologi informasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir.

b. Pengajaran Lingkungan
Sejak dulu hingga kini, Nahdlatul Ulama memahami bahwa pendidikan dan sekolah merupakan sebuah kewajiban, namun pendidikan itu tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Bagi NU, pendidikan harus berlangsung sejak dari buaian ibu hingga ke liang lahat. Artinya, pendidikan tidak semata-mata dilakukan di sekolah, namun juga di masyarakat. Baik buruknya seseorang juga dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Karena itu, peran ulama menjadi sangat penting bagi pendidikan di luar sekolah. Ulama tidak saja mendidik santri agar menjadi generasi penerus bangsa yang berguna, tapi juga ngayomi lan ngayemi masyarakat umum. Untuk itu, pengajaran dan pendidikan tentang dampak lingkungan juga menjadi perhatian NU. Sebab, hal ini mengandung konsekuensi bagi NU untuk senantiasa memberikan keteladanan atau uswah kepada masyarakat luas.

3. Pelayanan Sosial
Salah satu motivasi kelahiran Nahdlatul Ulama adalah karena kesadaran buruknya pelayanan masayarakat, terutama rakyat kecil tempat mayoritas warga NU berada. Kemiskinan yang terus menjadi beban negeri ini, kebanyakan adalah dialami warga NU, buruknya gizi dan kesehatan mayoritas diderita warga NU, rendahnya tingkat pendidikan hampir seluruhnya juga disandang warga NU. Itu kenyataan yang harus diakui.
Namun bahkan dari kesadaran itu Nahdlatul Ulama harus memprioritaskan program dan usahanya dalam bidang pengentasan kemiskinan, perbaikan kesehatan, dan perbaikan tingkat pendidikan. Seberapapun kemampuan, tiap warga NU harus berusaha menjadi pelayan bagi pengentasan penderitaan masyarakat. Mereka yang berkemampuan harus berusaha sekuatnya untuk mengangkat saudara-saudaranya yang terus terjerat kemiskinan, kekurangan gizi dan kesehatan, dan rendahnya tingkat pendidikan.

Orang yang berkemampuan itu – di kalangan NU – saat ini sesungguhnya makin banyak. Dan kesadaran untuk itu juga mulai tumbuh. Terbukti sekarang di lingkungan NU sudah makin banyak lembaga-lembaga pendidikan yang cukup berkelas, panti asuhan bagi yatim dan yang terlantar, rumah-rumah sakit atau balai kesehatan, dan lembaga-lembaga perekonomian dan koperasi yang berusaha mengangkat derajat hidup warga NU. Itu semua patut dihargai, tapi itu masih jauh dari kebutuhan. Karena itu kesadaran untuk terus memperbaiki pelayanan social harus terus ditumbuhkan dan diupayakan.
Title: Maslahatul Ummah; Written by Admin; Rating: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment