Pendapat atau pandangan keagamaan ulama yang teridentitas sebagai “ulama sunni” dikutip secara utuh qaulnya dari kitab mu’tabar dalam madzhab. Seperti mengutip dari kitab “Al-Iqtishad fi al-I’tiqad” karangan Abu Hamid al-Ghazaliy yang menjabarkan paham aqidah Asy’ariyah atau kitab “al-‘Umm” yang menghimpun qaul Imam Syafi’i. Sekira umat diperlukan perluasan doktrin (elaborasi) seyogyanya merujuk ke kitab syarah yang disusun oleh ulama sunni dalam madzhab yang sama. Seperti kitab “al-Majmu’” karya Imam al-Nawawi yang mengulang pandangan fiqih Imam al-Syairazi dalam al-Muhadzdzab.
Agar terjaga keutuhan paham madzhab sunni harus dihindarkan pengutipan pendapat (qaul) dari kitab yang penulisnya bermadzhab lain. Misalnya mengutip pendapat Imam Malik dari kitab Fiqhu al-Sunnah karya Sayid Sabiq, atau pensyarahan atas hadits koleksi Ibnu Daqiq al-Ied bertitel Muntaqa al-Akhbar dari ulasan al-Syaukani dalam Nayl al-Awthar.
No comments:
Post a Comment